Bangun Bisnis MLM Syariah dengan Semangat Kebersamaan
Saat
ini, perusahaan berbasis sistem pemasaran berjenjang (multi level
marketing/MLM) PT K-Link Indonesia memiliki 2 juta anggota/usahawan
dengan omzet hampir Rp 1 triliun per tahun.
Sejak
beroperasi
di Indonesia pada 2002, bisnis MLM produk herbal berupa suplemen
makanan dan minuman K-Link terus berkembang. Anggota atau yang biasa
disebut usahawan K-Link berhasil membangun bisnis MLM yang pada 2010
sudah berlabel syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini. Kini
jaringan bisnis K-Link sudah menjangkau 33 provinsi dan seluruh
kabupaten/kota, bahkan hingga ke wilayah pedesaan.
Sistem
MLM
yang dijalankan K-Link diterima oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia, termasuk juga warga non-Muslim. Meski tidak pernah
membatasi anggota/usahawannya dari kalangan Muslim saja, penerapan
sistem MLM berbasis syariah justru menjadi keputusan jitu. Bukan
semata karena sebagian besar penduduk Indonesia beragama
Islam--anggota non-Muslim juga banyak--namun juga terkait jaminan
mutu/kualitas produk yang dijual serta sistem bisnis yang steril dari
unsur penipuan.
Grup
usaha
K-Link International pertama kali didirikan di Malaysia pada tahun
2000 dan sejak beroperasi di Indonesia, mengalami perkembangan pesat.
Ekspansi bisnis K-Link Internasional sendiri sudah menjangkau 25
negara dan memiliki jalur distribusi hingga ke 50 negara. Namun
K-Link Indonesia menjadi perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di
seluruh jaringan K-Link di dunia.
Bangunan
kantor
pusat K-Link Indonesia senilai Rp 300 miliar di Jalan Gatot Subroto,
Jakarta Selatan seakan menunjukkan eksistensi usaha yang prospektif
tersebut hingga masa mendatang. Bahkan K-Link International berencana
merelokasi pabrik di Malaysia ke Indonesia. K-Link Indonesia
menyiapkan lahan seluas 18.000 meter persegi di Sentul, Bogor untuk
keperluan itu.
Sukses
K-Link
Indonesia selama 10 tahun belakangan ini memang tidak lepas dari
tangan dingin Presiden Direktur K-Link Indonesia, Md Radzi Saleh.
Menurut
dia,
penduduk Indonesia berkarakteristik daya juang tinggi, sehingga tidak
salah jika dikatakan Indonesia bisa menjadi bangsa yang terbaik di
dunia. Jadi potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang besar
ini menjadi faktor penentu keberhasilan bisnis K-Link di Indonesia.
"Saat
saya datang ke Indonesia, pada prinsipnya mengajak masyarakat
Indonesia ke jalan yang benar untuk menuju sukses. Saya
menitikberatkan pada aspek kebersamaan dalam mengarahkan dan membina
serta melatih para anggota atau usahawan K-Link di Indonesia,"
katanya saat ditemui Suara Karya di kantornya, beberapa waktu lalu.
Md
Radzi
Saleh mengaku dirinya tidak menganggap dirinya sebagai pemimpin
teratas (presiden direktur) di K-Link Indonesia dalam membina para
anggotanya/usahawan. Pengalamannya selama 20 tahun di bidang MLM
sebelum turut membangun K-Link di Malaysia mengajarkan bahwa
kesuksesan memang tidak mungkin diraih dalam sekejap. Butuh kerja
keras dan kegigihan serta komitmen tinggi dalam menjalankan
usaha, di samping bekal ilmu pengetahuan tentang usaha yang ditekuni.
Selama
ini,
banyak MLM, termasuk yang beroperasi di Indonesia. Namun hanya
sedikit yang bisa bertahan atau berkembang dan justru banyak
ditinggalkan anggota dan konsumennya. Untuk itu, pengalamannya yang
banyak kegagalan daripada sukses dalam mengaktualisasikan diri di
bisnis MLM sebelum membangun K-Link, menjadi pemicu untuk membentuk
anggota/usahawan MLM yang tangguh hingga bisa menjadi pemimpin dan
pembina (leader)
dari banyak orang.
Hingga
saat
ini Radzi Saleh masih terjun langsung mengarahkan serta membina dan
melatih anggota baru, selain tetap berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan pemimpin-pemimpin bisnis MLM K-Link di Indonesia. Pembinaan
yang dilakukan, terutama untuk anggota-anggota baru lebih
mengedepankan kemampuan dengan target yang disesuaikan pada kapasitas
masing-masing anggota.
Selanjutnya
dengan
produk berkualitas dan halal serta baik untuk menjaga kesehatan
masyarakat, K-Link membangun sistem bisnis MLM yang lebih
mengedepankan proses berkelanjutan serta kebersamaan di antara
seluruh anggota/usahawan. Sistem yang dipedomani seluruh usahawan
yang dikenal sebagai K-System ini mencakup program pelatihan serta
pengembangan diri dan potensi bisnis.
"Di
K-Link kita seperti keluarga dan saya menjadi Bapak atau saudara tua.
Saya ingin anggota benar-benar berjuang, karena merasa K-Link sebagai
keluarga dan bagian dari hidup," tutur Radzi.
Pertumbuhan
bisnis
MLM K-Link Indoensia dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan
pesat. Jika pada 2009 jumlah anggotanya hanya 1 juta orang, maka saat
ini sudah lebih dari 2 juta orang. Sebanyak 1.000 anggota di
antaranya memiliki penghasilan Rp 10 juta hingga 100 juta per bulan.
Bahkan ada yang mencapai Rp 1,2 miliar per bulan.
K-Link
terus berinovasi untuk menyediakan produk-produk bermutu. Salah satu
yang paling dikenal masyarakat adalah UIE K-Liquid Chlorophyll,
minuman kesehatan bernutrisi lengkap. Produk ini efektif
membersihkan, menyeimbangkan, dan meningkatkan sistem kebugaran
tubuh. Selain itu juga ada produk lainnya, seperti Gamat, Kinotakara,
K-Liquid Organic Spirulina dan lainnya.
Meski
sejak
awal beroperasi sudah menerapkan prinsip syariah, seperti menggunakan
bahan baku produk yang halal dan berkualitas serta menjalankan sistem
bisnis sesuai peraturan dan tidak ada unsur penipuan, K-Link akhirnya
mendapat pengakuan resmi dari MUI melalui sertifikat MLM Syariah pada
2010 lalu.
Radzi
sendiri
merasa harapan dan cita-citanya membangun bisnis MLM produk
berkualitas sudah terwujud. Dalam hal ini, hanya perlu penekanan
untuk terus berkembang dan meningkat secara berkelanjutan. Hal ini
terkait dengan tujuan didirikannya K-Link Indonesia bukan hanya untuk
saat ini, namun akan dijadikan sebagai warisan untuk generasi
mendatang.
"Selama
ini K-Link Indonesia tidak hanya membangun basis bisnis, namun juga
mengedepankan aspek sosial dan pengembangan kehidupan masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan menjadi salah satu prioritas untuk
dilaksanakan dan diupayakan terus meningkat setiap tahunnya,"
ucap Radzi.
Selain
memberikan
bantuan langsung kepada masyarakat yang terkena bencana alam, seperti
korban gempa bumi di Yogyakarta dan Sumatera Barat, K-Link juga
mengusung konsep pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Program
tanggung jawab sosial K-Link kini menjangkau bidang pendidikan,
kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan
Panti Asuhan Yatim Piatu di
Sleman, DI Yogyakarta beserta fasilitas tambahan senilai Rp 2,5
miliar, bantuan beasiswa untuk mahasiswa di Jakarta serta santunan
rutin untuk anak yatim piatu, serta lainnya merupakan kegiatan sosial
yang dilakukan K-Link Indonesia.
Referensi:
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=311613
Download berita tersebut KLIK DISINI AJA,,,