Ancam Industri Jamu, Pemerintah Diminta Perketat Perizinan MLM Kesehatan
Pemerintah
diminta memperketat masuknya bisnis Multi Level Marketing
(MLM) yang menawarkan produk kesehatan, karena barang yang dijualnya
tidak melalui perizinan Badan POM, serta mengancam keberlangsungan
industri jamu nasional.
Ketua
Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesia, Charles Saerang mengaku
khawatir dengan makin maraknya bisnis MLM yang menjual produk
kesehatan, seperti obat herbal dari luar negeri, karena produk yang
dijual lewat sistem itu tidak memiliki perizinan dari Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (POM), melainkan hanya dari Kementrian
Perdagangan.
“Kok
bisa, MLM itu jualan produk kesehatan di tanah air tanpa melalui
Badan POM, namun hanya Kementerian Perdagangan. Karena itu, kami
sepantasnya mempertanyakan sisi kesehatan produk itu,” tuturnya,
disela acara pelantikan pengurus GP Jamu Jateng, di Semarang, hari
ini. Apalagi, lanjutnya, produk yang dijual tersebut tidak dibuat di
sini, pabriknya di luar negeri, dengan bahan-bahan luar negeri yang
masih dipertanyakan sisi kesehatannya karena belum teruji
laboratorium Badan POM.
“Di
Indonesia saat ini ada sekitar 160 perusahaan MLM yang tidak
terdaftar, sementara yang terdaftar di Kementerian Perdagangan hanya
sekitar 60 perusahaan, namun keberadaannnya sudah mengkhawatirkan
menggerus pasar jamu nasional, karena sudah mulai marak yang membuka
toko dalam menjual produknya,” ujarnya. Padahal, lanjutnya, dalam
aturannya produk MLM hanya bisa dijual secara berantai kepada
anggotanya saja, bukan masyarakat umum biasa, seperti di Malaysia
yang tidak memperbolehkan perusahaan MLM membuka toko dalam
berjualan.
Charles
menegaskan dirinya sudah pernah mengkonfirmasi kepada Wakil Menteri
Perdagangan Bayu Krisnamurti, dan Pak Wamendag mengaku kecolongan
produk MLM masuk tanpa melewati Badan POM. “Kondisi ini jelas
membuat para pengusaha jamu makin resah, apalagi selama ini produk
jamu selalu diatur secara ketat oleh BPOM, dan kami minta pemerintah
adil dalam membuat aturan,” tuturnya.
Ketua
GP Jamu Jateng, Nyoto Wardoyo mengatakan industri jamu lokal,
terutama di Jateng saat ini sudah mulai bangkit, meskipun beberapa
waktu silam sempat tercoreng dengan jamu yang mengandung bahan kimia.
Pihaknya mengaku untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat mengkonsumsi
jamu bukanlah hal mudah, terutama melalui edukasi yang benar bahwa
masyarakat harus sadar bahwa manfaat minum jamu tidak bisa dirasakan
secara instant, namun bertahap dan berkelanjutan.
“Kalau
ada jamu yang menawarkan produknya dengan hasil instan, maka perlu
dipertanyakan kandungan di dalamnya dari sisi kesehatan, dan
dipastikan banyak mengandung bahan kiminya,” ujarnya. Dia
mengatakan, GP Jamu juga akan terus meningkatkan pembinaan kepada
petani tentang bahan baku jamu yang berkualitas seperti permintaan
pabrik, sehingga saling menguntungkan antara petani dan perusahaan.
“Pasalnya Jateng merupakan daerah penghasil bahan baku jamu
terbesar di Indonesia, dan mereka (petani) sebenarnya mampu
menghasilkan bahan baku yang berkualitas, asal mendapatkan edukasi
dan contoh yang benar,” tuturnya.
Referensi:
http://www.solopos.com/2012/09/12/ancam-industri-jamu-pemerintah-diminta-perketat-perizinan-
mlm-kesehatan-328130
Download berita tersebut KLIK DISINI AJA,,,