APLI Desak Pemerintah Keluarkan UU Money Game

Tim task force Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) mendesak pemerintah untuk mengeluarkan Undang-Undang anti money game, karena masyarakat banyak dirugikan oleh praktek penjualan sistem piramida yang berkedok multi level marketing, karena Indonesia belum ada payung hukum untuk melarang praktek money game sebelum banyak terjadi banyak korban.

Ketua Asosiasi APLI Helmi Atamimi mengatakan pihaknya membentuk tim task force sejak Maret 2011 untuk mengedukasi masyarakat untuk meluruskan dan menjelaskan perbedaan MLM dan money game, serta mendesak regulator untuk mengeluarkan UU anti money game, guna melindungi masyarakat dari orang yang tidak bertanggungjawab. Praktek-praktek money game sering kali dikamuflase sebagai kegiatan multi level marketing.

"Untuk membedakannya, masyarakat diminta untuk lebih memperhatikan biaya pendaftaran, produk yang dijual serta bonus yang ditawarkan," kata Hilmi.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum II APLI Djoko H. Komara mengatakan perbedaan MLM yaitu biaya pendaftaran tidak mahal, bonus dari hasil penjualan produk, pay out pada distributor maksimal 40% dari nilai penjualan, ada produk yg dijual dan ada buyback guarantee bagi distributor yang berhenti serta mempunyai SIUPL. Sedangkan money game biaya pendaftaran mahal yang disertai pembelian produk murah yang harganya tinggi, bonus terjadi atas partipasi orang baru, dan tidak ada produk yang dijual, tidak ada buy back guarantee, dan tidak mempunyai SIUPL.

Sementara itu, Konsultan dan Lawyer APLI Ina R. Rachman mengatakan belakangan ini banyak orang mengadukan kerugiannya akibat praktek berkedok MLM.

Ina mengatakan banyak korban tidak mau mengadukan ke polisi, karena khawatir jika perusahaan itu ditutup, maka uangnya yang sudah terlanjur diinvestasikan tidak akan kembali, sehingga perusahaan money game itu bebas melakukan kegiatannya bahkan dengan iklan-iklan terbuka.

Ina mengatakan ada satu kelompok praktek money game berjumlah 500-800 orang yang mengalami kerugian sekitar Rp21 milyar di Medan. (bisnis.com)