mlm is your life

hpanetwork.id - member of PT Herba Penawar Alwahida Indonesia - lahirkan pengusaha muslim yang tangguh

Sunday, October 2, 2011

10 Langkah Menjadi Pensiunpreneur

Setelah puluhan tahun bekerja, pagi sore terjebak macet, tiap hari dikejar deadline dan dimarahi bos, pensiun semestinya adalah saat untuk mereguk kebahagiaan. Para pakar menyebut abad 21 sebagai Era of Population Aging (era penduduk menua). Usia harapan hidup (UHH) memang terus meningkat, dan struktur penduduk menjadi seperti piramid terbalik: jumlah lanjut usia (lansia) lebih banyak dari balita.

Di Era of Population Aging, kenyamanan masa pensiun mudah terusik. Kebijakan soal pensiun di banyak Negara yang dibuat beberapa dekade lalu, dinilai perlu diubah. Kalau tidak, akan timbul masalah karena jumlah penerima pensiun lebih banyak dibanding pembayar dana pensiun.

“Pensiun kelabu” terjadi di Amerika Serikat. Menurut sebuah penelitian, dari 100 orang yang pensiun pada usia 60 tahun, kondisi mereka 10 tahun kemudian adalah: 1 kaya, 4 hidup nyaman, 5 hidup cukup dan tidak tergantung kerabat/pihak lain, 12 hidup miskin, 49 hidup tergantung kerabat/pihak lain, 20 meninggal, 9 tidak diketahui.

Dan di Indonesia, tahun 2007-2008 Komnas Lansia dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan studi kasus tentang tindak penipuan, pelecehan, penelantaran dan kekerasan (P3K) terhadap lansia di 16 provinsi. Diketahui, tidak satu provinsi pun yang bebas tindak P3K.

Ada lansia yang hartanya diambil paksa atau diam-diam oleh kerabat, bahkan oleh anak sendiri. Lainnya diperlakukan sebagai pembantu dan dikasari. Ada yang dibuatkan kamar dekat kandang ternak, atau diajak jalan-jalan ke pasar kemudian ditinggal. Ada yang dianiaya sampai cidera.

Di Sulawesi Utara ada ungkapan so tua so boleh taki. Sudah tua boleh digetok atau dibodoh-bodohi, atau sudah tua kok tidak mati-mati. Ternyata, dalam keluarga pun nilai-nilai luhur Pancasila sudah luntur!

10 Langkah yang Menentukan

Agar tidak cepat pikun dan terhindar dari anomali nasib seperti diatas, pensiun harus tetap aktif dan kreatif. Dengan kata lain: Jadilah Pensiunpreneur! Menurut Ir Ciputra, entrepreneur adalah kemampuan untuk mengubah sampah/rongsokan menjadi emas. Entrepreneur perlu diartikan secara luas, bukan hanya membuka usaha.

Bila sebelumnya kurang menghargai waktu, kemudian sadar untuk memanfaatkan waktu secara optimal, berarti sudah mengubah sampah menjadi emas atau menjadi entrepreneur. Kemudian lihat sesuatu dari sisi lain, pecahkan masalah dengan cara berbeda, peluang adalah tantangan dan pantang menyerah. Dengan sikap ini, sampah benar-benar bisa menjadi “tambang emas”!

Langkah pensiunpreneur yang ingin berbisnis. Pertama, bila sudah siap jangan ragu untuk memulai kegiatan dari rumah. Di Amerika, banyak bisnis raksasa bermula dari SOHO (small office home office). Manfaatkan ruangan yang ada (garasi, pavilion, ruang tamu, dll). Manfaatkan peralatan yang ada (komputer, meja, kursi, lemari, dll). Hemat dan kegiatan bisa segera menggelinding.

Kedua, usaha tidak harus bikin PT. Jalan saja dulu. Dalam perkembangannya, bila memang diperlukan untuk memperlancar hubungan dengan pihak ketiga, PT dapat dibuat.

Ketiga, intuisi/indra ke-6. Ada yang dengan melihat atau memegang produk, yang bersangkutan yakin bisnis akan sukses atau tak perlu dilanjutkan. Bila hendak kerjasama dengan pihak ketiga tiba-tiba terjadi hal kurang menyenangkan (trouble di jalan, pena macet, cicak jatuh, dll), ada yang langsung mengurungkan niat. Lainnya, mengasah intuisi dengan memelototi dan menganalisa data.

Keempat, punya keyakinan, punya greget, dan rasa percaya diri yang kuat. Dengan demikian, bila ada masalah kita tidak cepat menyerah.

Kelima, partnership. Bisnis tidak bisa sendiri, dan memilih partner adalah seninya. Partner harus memiliki kompetensi atas bisnis yang akan digeluti, jujur saja tidaklah cukup. Dan ada bagusnya berpartner dengan yang lebih muda, karena dia sedang dalam perjalanan menuju titik kulminasi.

Keenam, marketing. Ini jantungnya bisnis. Di antara partner, harus ada yang benar-benar menguasai marketing, bukan sekedar teori. Tahu tentang kebiasaan atau kultur perusahaan mitra. Misalnya bahwa harus setelah jam 9, karena sebelum itu yang akan ditelepon sedang meeting, sedangkan lepas jam 10 sudah keluar kantor. Mitra lain jangan dihubungi menjelang akhir bulan, karena sedang stres target belum tercapai.

Ketujuh, monitoring langsung atau tidak langsung. Bergurulah kepada pebisnis sukses. Kalau kita serius dan beritikad baik, dia akan dengan senang hati berbagi ilmu dan pengalaman. Bergaul dengan entrepreneur yang sama atau yang bisnisnya berbeda, kita akan memperoleh pembelajaran. Membaca buku juga adalah cara berguru yang baik.

Kedelapan, jangan langsung besar. Bisnis kecil tapi untung, lebih baik dari bisnis besar tapi jeblok. Kalau untung, bisnis bisa dikembangkan.

Kesembilan, fokus. Pikirkan bisnis 24 jam/hari, 7 hari/minggu, 365 hari/tahun. Di mana pun berada, kita harus terus memikirkan cara agar bisnis berkembang.

Kesepuluh, bisnis langsung untung. Caranya, jangan berpikir agar bisnis untung secepatnya dan sebanyak-banyaknya. Tidak akan terjadi, karena membangun bisnis perlu waktu dan kesabaran. Bisnis langsung untung, kalau niatnya misalnya: mengurangi pengangguran, mengembangkan dana untuk sesuatu yang bermanfaat. Intinya, lakukan yang Allah akan senang melihatnya. Kita langsung untung karena mendapat pahala!

Yang perlu dipahami, bisnis penuh “ranjau”. Di bulan-bulan atau di tahun pertama, kita harus siap kerja keras dan tidak libur saat penanggalan merah, karena sistem dan kultur perusahaan belum terbentuk. Karyawan belum banyak, sehingga owner kadang perlu turun tangan menangani hal yang “remeh temeh”. Bisa dicemooh oleh mereka – atau keluarga – yang tidak yakin dan merasa aneh pada apa yang kita kerjakan.

Dan, jangan kaget bila tiba-tiba partner undur diri. Bisa tergiur bisnis lain yang dinilai lebih menguntungkan, makin sibuk karena karirnya naik (partner masih bekerja), tidak yakin atau tiba-tiba merasa tidak cocok, bisa juga tanpa alasan. Tidak ada yang 100% sesuai rencana. Tidak ada jalan tol untuk sukses atau menjadi juara. Nikmati saja. Masalah justru akan membuat kita menjadi lebih pintar, kreatif dan lebih memahami seluk beluk tentang suatu hal.

Pensiun Sukses

Di usia pensiun, masih bisakah membangun bisnis? Menurut pakar kedokteran, tubuh manusia sebenarnya dapat hidup sampai satu juta jam (114 tahun lebih). Pensiun di usia kepala 5, berarti kita masih relative “muda”.

Nyatanya, banyak yang meraih sukses di usia 50-an. Harland Sanders memulai bisnis Kentucky Fried Chicken (KFC) di usia 62-an, Ray Krock mengembangkan franchise Mc Donald’s di usia 53 tahun. Ir Ciputra ekspansi bisnis properti ke negara lain setelah berusia setengah abad. Artis Titik Puspa mengembangkan bisnis katering yang sampai sekarang masih berjaya, di usia 50-an.

Seperti sudah disinggung, pensiunpreneur (menjadi entrepreneur di masa pensiun), tidak selalu harus membuka usaha. Banyak hal lain yang dapat dilakukan. Misalnya menulis buku, melukis, menjadi pembicara, mengajar, menjadi konsultan atau melakukan kegiatan yang berguna bagi sesama dan lingkungan.

Bisa bekerja paruh waktu atau menjadi eksekutif di perusahaan milik kerabat atau sahabat. Bisa masuk ke bisnis, dengan menjadi pemegang saham atau investor. (majalah duit! hal 28 – 29 ed 7/VI/JULI 2011)
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Mengapa Perusahaan MLM Harus Terdaftar di APLI?

APLI adalah singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, adalah suatu organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan te...

Find Us on Facebook

Blog Archive

Visitors


pinjaman utang