Salju Gunung Fuji hingga Batu Peramal Cinta
TIGA gadis berkerudung berlari-lari di atas tumpukan
salju di belakang sebuah bangunan restoran. Sambil tertawa riang,
ketiganya bergantian berfoto dengan latar belakang puncak Gunung Fuji yang diselimuti salju dan memantulkan cahaya berkilauan.
Salju yang turun dan udara dingin yang menyentuh 5 derajat Celsius tidak menyurutkan niat ketiga gadis itu untuk menikmati panorama alam di Fifth Station (Pos Lima) Gunung Fuji yang terletak sekitar 100 km arah selatan-barat, Tokyo, Jepang.
“Ini pengalaman tak terlupakan. Bisa berada di sini dulunya hanya mimpi,” ujar Qashirah, 25, salah satu dari tiga gadis itu sambil menengadah ke langit seolah membiarkan butiran salju menerpa wajahnya.
Gadis yang akrab disapa Ira ini berkesempatan berwisata ke Jepang pada 17-23 April lalu karena terpilih sebagai peserta Champion Trip (CT) CNI 2012. Selain berwisata ke Gunung Fuji, peserta trip yang berjumlah 428 orang dari berbagai daerah di Indonesia juga berkesempatan berkunjung ke sejumlah kawasan wisata bersejarah di Negeri Matahari Terbit itu.
Tak ada pengendara yang terlihat ngebut atau berebut mendahului kendaraan lain sambil membunyikan klakson seperti yang sering ditemui di jalan-jalan di kota besar Indonesia. “Kyoto kota yang sungguh indah. Tak ada sampah berserakan. Air sungai mengalir jernih. Warganya juga sangat tertib dan kita selalu merasa aman saat berada di tempat umum,” ujar Dewi, 18, seorang mahasiswi asal Kendari, Sulawesi Tenggara, yang juga ikut dalam trip ini.
Jepang yang tengah memasuki musim semi pada April ini memang menyajikan cuaca bersahabat bagi para wisatawan. Udara pada siang hari relatif sejuk, yakni antara 15-20 derajat Celsius.
Selama di Jepang, peserta trip berkunjung ke kuil-kuil di Jepang yang dikenal megah dan berarsitektur indah. Kuil tersebut antara lain Kiyomizu-dera dan Heian Shrine di Kyoto.
Di Kiyomizu-dera, selain menyaksikan keindahan arsitektur bangunan kuil Buddha kuno, peserta juga bisa menyaksikan eksotisme Kota Kyoto dari ketinggian bukit. Di Kiyomizu-dera juga terdapat dua buah batu yang sering disebut batu buta dan batu peramal cinta.
Seorang guide lokal, Kito Yim, menjelaskan bahwa untuk menguji kesetiaan hati kepada pasangan, kita dapat mencoba batu peramal cinta ini. Caranya, kita berjalan puluhan meter menuju batu sambil memejamkan mata.
“Jika langkah kaki kita tidak tepat menuju batu peramal cinta itu, maka sebenarnya hati kita masih memikirkan orang lain,” ujar Kito tersenyum.
Dua batu ini termasuk yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Kiyomizudera, terutama pasangan muda-mudi. Peserta yang terdiri atas berbagai usia ini terlihat makin antusias saat tiba waktunya berkunjung ke pusat perbelanjaan di Gotemba Premium Outlet di sekitar kawasan Gunung Fuji dan Ginza District di pusat Kota Tokyo.
Di Ginza, salah satu pusat perbelanjaan elit yang menyajikan berbagai merek fashion terkenal, sejumlah peserta tampak memborong baju, tas, dan berbagai macam aksesori.
“Saya membeli banyak oleh-oleh untuk keluarga di Tanah Air. Saya juga membeli travel bag untuk persiapan menuju Champion Trip di Turki tahun depan. Meski harga di sini cukup mahal, tapi ada gengsi tersendiri karena kita membelinya di Ginza,” ujar Ani, seorang peserta asal Soppeng, Sulawesi Selatan, sambil tersenyum.
Selain berwisata dan berbelanja, peserta juga dimanjakan dengan aneka kuliner Jepang di sejumlah restoran di Negeri Sakura. Makanan khas Jepang, seperti sukiyaki dan ramen, antara lain dinikmati di Ganko Ekimae Restaurant di Kyoto dan Momo Paradise Restaurant di Tokyo.
Salju yang turun dan udara dingin yang menyentuh 5 derajat Celsius tidak menyurutkan niat ketiga gadis itu untuk menikmati panorama alam di Fifth Station (Pos Lima) Gunung Fuji yang terletak sekitar 100 km arah selatan-barat, Tokyo, Jepang.
“Ini pengalaman tak terlupakan. Bisa berada di sini dulunya hanya mimpi,” ujar Qashirah, 25, salah satu dari tiga gadis itu sambil menengadah ke langit seolah membiarkan butiran salju menerpa wajahnya.
Gadis yang akrab disapa Ira ini berkesempatan berwisata ke Jepang pada 17-23 April lalu karena terpilih sebagai peserta Champion Trip (CT) CNI 2012. Selain berwisata ke Gunung Fuji, peserta trip yang berjumlah 428 orang dari berbagai daerah di Indonesia juga berkesempatan berkunjung ke sejumlah kawasan wisata bersejarah di Negeri Matahari Terbit itu.
Tak ada pengendara yang terlihat ngebut atau berebut mendahului kendaraan lain sambil membunyikan klakson seperti yang sering ditemui di jalan-jalan di kota besar Indonesia. “Kyoto kota yang sungguh indah. Tak ada sampah berserakan. Air sungai mengalir jernih. Warganya juga sangat tertib dan kita selalu merasa aman saat berada di tempat umum,” ujar Dewi, 18, seorang mahasiswi asal Kendari, Sulawesi Tenggara, yang juga ikut dalam trip ini.
Jepang yang tengah memasuki musim semi pada April ini memang menyajikan cuaca bersahabat bagi para wisatawan. Udara pada siang hari relatif sejuk, yakni antara 15-20 derajat Celsius.
Selama di Jepang, peserta trip berkunjung ke kuil-kuil di Jepang yang dikenal megah dan berarsitektur indah. Kuil tersebut antara lain Kiyomizu-dera dan Heian Shrine di Kyoto.
Di Kiyomizu-dera, selain menyaksikan keindahan arsitektur bangunan kuil Buddha kuno, peserta juga bisa menyaksikan eksotisme Kota Kyoto dari ketinggian bukit. Di Kiyomizu-dera juga terdapat dua buah batu yang sering disebut batu buta dan batu peramal cinta.
Seorang guide lokal, Kito Yim, menjelaskan bahwa untuk menguji kesetiaan hati kepada pasangan, kita dapat mencoba batu peramal cinta ini. Caranya, kita berjalan puluhan meter menuju batu sambil memejamkan mata.
“Jika langkah kaki kita tidak tepat menuju batu peramal cinta itu, maka sebenarnya hati kita masih memikirkan orang lain,” ujar Kito tersenyum.
Dua batu ini termasuk yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Kiyomizudera, terutama pasangan muda-mudi. Peserta yang terdiri atas berbagai usia ini terlihat makin antusias saat tiba waktunya berkunjung ke pusat perbelanjaan di Gotemba Premium Outlet di sekitar kawasan Gunung Fuji dan Ginza District di pusat Kota Tokyo.
Di Ginza, salah satu pusat perbelanjaan elit yang menyajikan berbagai merek fashion terkenal, sejumlah peserta tampak memborong baju, tas, dan berbagai macam aksesori.
“Saya membeli banyak oleh-oleh untuk keluarga di Tanah Air. Saya juga membeli travel bag untuk persiapan menuju Champion Trip di Turki tahun depan. Meski harga di sini cukup mahal, tapi ada gengsi tersendiri karena kita membelinya di Ginza,” ujar Ani, seorang peserta asal Soppeng, Sulawesi Selatan, sambil tersenyum.
Selain berwisata dan berbelanja, peserta juga dimanjakan dengan aneka kuliner Jepang di sejumlah restoran di Negeri Sakura. Makanan khas Jepang, seperti sukiyaki dan ramen, antara lain dinikmati di Ganko Ekimae Restaurant di Kyoto dan Momo Paradise Restaurant di Tokyo.
Referensi:
http://travel.okezone.com/read/2013/05/10/409/805165/salju-gunung-fuji-hingga-batu-peramal-cinta
download berita tersebut? klik disini AJA,,,