Jadi Pengusaha Enggak Boleh Gengsi
Gengsi ternyata menjadi musuh besar bagi mereka yang ingin menekuni
bidang wirausaha. Oleh karena itu, kawula muda yang hendak berbisnis
harus membuang jauh-jauh rasa gengsi.
Pesan ini disampaikan oleh Direktur PT Cahaya Global Vision Andri Firmansyah dalam acara Motivamor di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Pada kesempatan tersebut, pengusaha berusia 30 tahun itu berbagi ilmu kewirausahaan kepada mahasiswa.
Sebelum sukses dengan produk penambal ban otomatis Vionseal miliknya, langkah Andri sebagai pebisnis diawali pada sebuah produk roti dan kue home industry. Bermodalkan Rp100 ribu, dia bersama temannya mempromosikan produk tersebut.
Memanfaatkan waktu luang perkuliahan, dia pun menyebarkan brosur toko kue besutannya ke sejumlah komplek perumahan. Andri mengaku, kendala pertama yang menghantui adalah gengsi. Maka, lanjutnya, seseorang harus menghilangkan rasa gengsi saat berwirausaha.
"Saat itu saya pikir tampang saya lumayan tapi harus keliling rumah orang menyebarkan brosur. Malu. Tapi, menurut saya, apa pun selama halal, lakukan," kata Andri di Unair, Surabaya, Kamis (18/4/2013).
Selain mengatasi rasa gengsi, para wirausahawan muda harus mampu membunuh rasa putus asa. Kegagalan yang kerap menimpa bisnis yang dijalaninya tidak membuat Andri down berlama-lama.
"Menjalani bisnis yang gagal tapi berhasil. Gagal boleh tapi jangan diulangi dua kali. Wajar saja kalau gagal karena dasar bisnis tidak ada, trik bisnis tidak ada, dan cara mengatur keuangan tidak tahu. Maka, tips kedua adalah tidak perlu down saat gagal, yang penting evaluasi diri," jelasnya.
Menurut Andri, kegagalan dalam berbisnis justru menjadi pembelajaran terbaik. Dia mencontohkan, kegagalan saat mengikuti MLM setelah dijalani selama dua tahun membuatnya belajar cara berkomunikasi di hadapan publik.
"Dua tahun di MLM, kata orang-orang saya gagal. Tapi menurut saya, saya berhasil. Saya dapat ilmu lain, yakni cara bicara di depan banyak orang," imbuh peraih Penghargaan Wirausahawan Muda Mandiri di bidang perdagangan itu.
Pesan ini disampaikan oleh Direktur PT Cahaya Global Vision Andri Firmansyah dalam acara Motivamor di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Pada kesempatan tersebut, pengusaha berusia 30 tahun itu berbagi ilmu kewirausahaan kepada mahasiswa.
Sebelum sukses dengan produk penambal ban otomatis Vionseal miliknya, langkah Andri sebagai pebisnis diawali pada sebuah produk roti dan kue home industry. Bermodalkan Rp100 ribu, dia bersama temannya mempromosikan produk tersebut.
Memanfaatkan waktu luang perkuliahan, dia pun menyebarkan brosur toko kue besutannya ke sejumlah komplek perumahan. Andri mengaku, kendala pertama yang menghantui adalah gengsi. Maka, lanjutnya, seseorang harus menghilangkan rasa gengsi saat berwirausaha.
"Saat itu saya pikir tampang saya lumayan tapi harus keliling rumah orang menyebarkan brosur. Malu. Tapi, menurut saya, apa pun selama halal, lakukan," kata Andri di Unair, Surabaya, Kamis (18/4/2013).
Selain mengatasi rasa gengsi, para wirausahawan muda harus mampu membunuh rasa putus asa. Kegagalan yang kerap menimpa bisnis yang dijalaninya tidak membuat Andri down berlama-lama.
"Menjalani bisnis yang gagal tapi berhasil. Gagal boleh tapi jangan diulangi dua kali. Wajar saja kalau gagal karena dasar bisnis tidak ada, trik bisnis tidak ada, dan cara mengatur keuangan tidak tahu. Maka, tips kedua adalah tidak perlu down saat gagal, yang penting evaluasi diri," jelasnya.
Menurut Andri, kegagalan dalam berbisnis justru menjadi pembelajaran terbaik. Dia mencontohkan, kegagalan saat mengikuti MLM setelah dijalani selama dua tahun membuatnya belajar cara berkomunikasi di hadapan publik.
"Dua tahun di MLM, kata orang-orang saya gagal. Tapi menurut saya, saya berhasil. Saya dapat ilmu lain, yakni cara bicara di depan banyak orang," imbuh peraih Penghargaan Wirausahawan Muda Mandiri di bidang perdagangan itu.
Referensi:
http://kampus.okezone.com/read/2013/04/18/373/793551/jadi-pengusaha-enggak-boleh-gengsi
download artikel tersebut? klik disini aja,,,