mlm is your life

hpanetwork.id - member of PT Herba Penawar Alwahida Indonesia - lahirkan pengusaha muslim yang tangguh

Tuesday, November 27, 2012

Skandal Money Game Terdahsyat Abad 21

Mantan petinggi bursa Amerika Serikat ini, terjungkal jatuh setelah menjalankan bisnis money game, berskema Ponzi. Ia divonis hukuman penjara 150 tahun, setelah meraup dana hingga 150 miliar dolar AS dana masyarakat. Tak tanggung-tanggung, bank sekelas HSBC Holdings PLC dan BNP Paribas pun jadi korban skema piramida Bernie.

Bernard Lawrence ‘bernie’ Madoff, memang hidup di jaman yang berbeda dengan sang guru besar money game, Charles Ponzi. Namun, ajaran Ponzi yang hidup di sekitar tahun 1920 itu, ia praktikan dengan sangat sukses. Ya, Madoff dikatakan sukses lantaran bila Ponzi hanya bisa mengumpulkan sekitar US$15juta dari sekitar 40.000 investor, maka Madoff mengumpulkan sepuluh kali lipat dana, mencapai 150 miliar dolar AS.

Lantas, siapakah Madoff sesungguhnya? Madoff dilahirkan di New York City pada 29 April 1938. Ia adalah putera dari pasangan Ralph dan Sylvia. Ralph sang ayah mulanya adalah tukang ledeng sebelum kemudian menjadi pialang saham. Kakek Madoff adalah imigran keturunan Yahudi dari Polandia, Rumania dan Austria.

Madoff lulus dari Far Rockaway High School pada tahun 1956, lalu kuliah di University of Alabama untuk satu tahun, kemudian transfer ke Hofstra College dan lulus pada tahun 1960 dengan gelar BA dalam ilmu politik. Ia sempat melanjutkan di Brooklyn Law School, tapi tidak selesai. 

Pada tahun 1959, Madoff menikahi Ruth Alpern, lulusan Queens College dan bekerja di pasar saham di Manhattan. Ruth kemudian bekerja di perusahaan Madoff. Madoff memang sudah membangun perusahaan investasi.

Pada usia 22 tahun, dengan modal awal dari upah kerja musim panasnya sebesar 5.000 dollar. Ia mengembangkan usahanya ke sektor bank investasi. 

Perusahaan Madoff terus meningkat hingga awal tahun 1990-an nama Madoff masuk dalam jajaran pengusaha papan atas, apalagi ketika dia menjadi Ketua bursa saham Nasdaq.

Madoff menjadi salah satu orang kaya dan terpandang di AS. Ia memiliki rumah mewah di Manhattan, New York, Palm Beach, Florida dan di Prancis. Ia melibatkan kerabat-kerabatnya untuk mengurus bisnis-bisnisnya.

Dua anak lelaki Madoff juga ikut mengelola bisnis sang ayah begitu lulus sekolah. Uniknya, kedua anak Madoff sendiri tidak menyadari kelicikan sang ayah menjalankan bisnisnya, bahkan ketika perusahaan mereka diambang kebangkrutan.

Madoff, Generasi Baru Charles Ponzi
Kejahatan yang dilakukan Madoff dalam bisnis dikenal dengan istilah Skema Ponzi, diambil dari nama Charles Ponzi yang lebih dulu terkenal karena kasus penipuan dengan modus penawaran investasi dengan cara spekulasi lewat transaksi perangko AS terhadap perangko asing pada era tahun 1920an.

Skema Ponzi menjanjikan keuntungan berlipat ganda bagi para investor, yang nilainya diatas keuntungan normal bisnis riil. Para investor, yang tergiur dengan janji keuntungan besar itu, umumnya tidak peduli darimana perusahaan mendapat uang membayar keuntungan tersebut.

Para investor Madoff percaya saja, meski Madoff menolak memberikan akses bagi kliennya untuk melihat rekening-rekening mereka. 

Madoff hanya memberikan bukti perhitungan akuntansi lewat surat, sementara perusahaan lain biasannya memberikan laporan akuntansi lewat email dan mengizinkan kliennya mengakses sendiri lewat komputer agar dengan mudah dianalis oleh penanam modal.

Seorang investor korban penipuan Madoff yang enggan disebut namanya mengaku setengah tak percaya begitu tahu bahwa Madoff melakukan bisnisnya dengan cara tidak sehat. “Pengembaliannya cukup menggiurkan. Kami percaya pada orang ini selama bertahun-tahun kalau anda ingin menarik uang, dalam beberapa hari anda akan mendapatkan cek. Itulah sebabnya kami tercengang dengan melihat akhir semua ini,” ujarnya.

Money Game Berbuntut Vonis Penjara 150 Tahun
Modus penipuan yang dijalankan Bos Bernard L Madoff Investment Securities LLC ini, mulai ramai dan heboh sejak tampilnya Harry Markopolos di komisi keuangan DPR AS, 4 Februari 2009 di Capitoll Hill, Washington. Di hadapan para anggota komisi, Markopolos yang ahli investasi itu mengatakan sudah tahu kebohongan Madoff di balik pengelolaan dana-dana investasi milik 13.500 nasabah, di antaranya bank-bank kaliber dunia seperti UBS (swiss), Great Eastern (asuransi singapura), actor dan aktris Hollywood, sutradara peraih hadiah Oscar, Steven Spielberg, hingga Larry King dari CNN.

Madoff diduga melakukan bisnis investasi palsu yang mengakibatkan kerugian sekitar 50 miliar dollar AS. Dia membuat bisnis investasi terpisah yang melayani 11-25 nasabah. Total dana yang diinvestasikan sekitar 17,1 miliar dollar AS, ungkap jaksa penuntut umum. Madoff dilepas setelah membayar jaminan 10 juta dollar AS. Dia menolak berkomentar ketika dia keluar dari pengadilan distrik di Manhattan.

Pengaduan kriminal yang ditanda tangani agen FBI Theodore Cacioppi menyebutkan, Madoff pernah berkata kepada tiga karyawan bahwa bisnis investasi itu merupakan penipuan dan sudah bangkrut selama bertahun-tahun serta merugi sekitar 50 milliar dollar AS. 

Madoff juga mengatakan kepada para karyawan itu bahwa dia sudah “habis” dan “tak memiliki apa-apa lagi, bisnis ini adalah omong kosong besar”. Bisnis ini hanyalah skema Ponzi dalam skala besar”.

Para pegawai itu juga memahami bahwa pengakuan Madoff juga menunjukkan dia telah bertahun-tahun memberi keuntungan kepada beberapa investor dengan menggunakan dana investor yang dia terima dari investor lain yang masuk belakang. Surat pengaduan itu tidak mengidentifikasi siapa saja investor yang telah menjadi korban.

Cacioppi mengatakan, dua karyawan senior menyebutkan, Madoff sudah akan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Dia juga telah menyerahkan dana 200 juta sampai 300 juta dollar AS dari sisa uang yang dimiliki kepada karyawan terpilih dan beberapa keluarga dan teman. 

Madoff, 70 tahun, yang dulu dihormati kini tak lebih dari penjahat berkerah putih. Tak perduli ia menjadi donator sejumlah yayasan amal yang terancam tutup setelah Madoff ditangkap. (Sumber : Majalah The Billionaire)

MARKOPOLOS MENGUAK MADOFF
Adalah Frank Avellino, mantan karyawan Madoff, pada akhir 2008, yang turut memicu kebohongan besar Madoff, awal dari kisah lenyapnya 160 milliar dollar AS dana investasi.

Avelinno menyatakan telah digugat pembantu dirumahnya, karena uang tabungan senilai 120.000 dollar AS lebih lenyap di perusahaan Madoff. Kemudian kepada putranya Madoff mengakui telah melakukan kesalahan. Informasi ini menjadi sumber keberanian Badan Pengawas Pasar Modal AS (US Securities and Exchange Comission/SEC) mengusut penipuan yang melenyapkan dana perorangan, lembaga, badan sosial, termasuk yayasan milik komunitas Yahudi.

Pada 1999, ketika Arthur Levitt, Yahudi asal Brooklyn, New York, Pemimpin SEC 2001-2003, Markopolos sudah memberi SEC informasi soal penipuan Madoff. Markopolos oleh anggota kongres AS dijuluki sebagai pahlawan Yunani pada era modern.

Pada periode 1991-2004, Markopolos bekerja di Rampart Investment Management Co. Sejak berdiri pada awal dekade 1990-an, berita keuntungan perusahaan Madoff menyebar. Sang bos meminta Markopolos mempelajari cara Madoff meraih untung tinggi. Siapa tahu bisa ditiru.

Dibantu ahli matematika bernama Dan di Bartolomeo, Markopolos melakukan simulasi. “Tidak semua paham produk derivatif jika tak paham matematika,” kata Markopolos yang lahir 22 Oktober 1956 di Erie, Pennsylvania, AS. Simulasi melahirkan 25 model bernama Red Flags.

Dia juga bicara dengan berbagai pakar investasi, banker, dan berkunjung ke Swiss. Kesimpulannya, tidak ada satu pun broker investasi mampu meraih rata-rata keuntungan 0,40 persen di atas London Interbank Offered Rate (LIBOR). Ini merujuk pada suku bunga pinjaman antar bank di pasar uang London yang secara empiris selalu di bawah 10 persen per tahun.

Ditabung di Bank
Pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia 20 tahun terakhir terjadi di China. Keuntungan investasi jauh di atas angka pertumbuhan dan berlangsung bertahun-tahun sungguh luar biasa. Madoff, pada Desember 2008 mengaku tak pernah menempatkan dana di bursa, tetapi ditabung di Chase Manhattan Bank atas namanya.

“Bisnis Madoff tidak lain adalah skema Ponzi,”kata Markopolos merujuk pada arisan berantai. Investor pertama dijanjikan dan diberi keuntungan tinggi dengan memakan uang masuk dari pelanggan baru.

“Pada tahun 2005, 2007, hingga 2008 saya sudah melapor ke SEC, termasuk informasi pembagian bonus Merrill Lynch. SEC tak peduli,”kata Markopolos yang pernah menjadi anggota pasukan khusus militer AS.

Disela kesibukannya, dalam 10 tahun terakhir dia tak lelah melaporkan penipuan Madoff ke SEC saat dipimpin Harvey Pitt, keturunan Yahudi, periode 2001-2003. Aduan tidak didengar, tidak pula oleh Bill Donaldson (ketua SEC, 2003-2005), tidak juga oleh Christopher Cox. 

Era kepemimpinan Presiden Barack Obama, yang menjanjikan pemberangusan kerakusan Wall Street, dan SEC dibawah Mary Schapiro, memberi angin segar kepada si “peniup peluit” termasuk Morkopolos.

Terancam Bahaya 
Di dalam laporannya berjudul The World’s Largest I ledge Fund is a Fraud tahun 2005, Markopolos mengatakan, Madoff dan istrinya, adiknya Peter Madoff, adalah keluarga kuat terkait politik di AS. Di hadapan Komisi DPR AS Markopolos menyatakan, dia dan keluarganya merasa khawatir akan sebuah bahaya.

Madoff adalah mantan pejabat keuangan World Jewish Congress dan donatur rutin Partai Demokrat. Dia malang melintang di lingkungan keuangan New York dan pernah mengetuai Bursa Saham Nasdaq, tempat perusahaan-perusahaan berbasis teknologi mendaftarkan saham untuk dijual ke public. 

Justin Fox, kolumnis Time, menuliskan, ketika Markopolos mengadu ke SEC, jawaban yang didapat adalah, “Harry diminta menjadi peneliti resmi dan terdaftar”.

“Buset!” kata Fox. Fox menambahkan, Madoff memperlakukan pegawai SEC seperti anak buah. Ini memungkinkan Madoff memalsukan laporan keuangan Bernard Investment Securities LLC yang terdaftar di SEC. Pada tahun 2007, Madoff mengatakan, “Saya dekat dengan regulator. Keponakan saya menikahi seorang regulator.” Adiknya, Peter, juga merupakan orang yang disegani di bisnis keuangan di New York.

Atas keberaniannya, situs Boston.com menyebut Markopolos sebagai pahlawan. Boston Securities Analyst Society, sebelas Februari menganugrahi Markopolos medali perak, atas keberaniannya SEC dan Jaksa Penuntut di New York lalu menjatuhkan dakwaan kepada Madoff dengan kesalahan. Kini Markopolos menjadi Bintang. Warga AS berterima kasih kepadanya. (Sumber Majalah The Billionaire) 

Referensi: 
http://apli.or.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=137:skandal-money-game-terdahsyat-abad-ini&catid=1:artikel


Pengen baca dirumah??? download aja DI SINI,,, 
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Mengapa Perusahaan MLM Harus Terdaftar di APLI?

APLI adalah singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, adalah suatu organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan te...

Find Us on Facebook

Blog Archive

Visitors


pinjaman utang