Menuai Kesuksesan yang Sempat Tertunda
Pertengahan Maret lalu, kira-kira pukul delapan malam, kantor perwakilan PT Duta Future International (PT DFI), di ruko Tebet Mas, Tebet Raya, Jakarta Selatan, dipenuhi sekelompok pemuda. Mereka merupakan pebisnis dari DBS (Duta Business School), selaku anak perusahaan PT DFI, salah satu perusahaan MLM di Indonesia yang sedang naik daun. Rupanya mereka baru pulang berlibur dari salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta. Wajah mereka memancarkan kebahagiaan, meski juga terlihat lelah.
Salah satu diantara mereka adalah Randu Sekti Wibowo. Pemuda kelahiran Surakarta, 4 Maret 1985 ini merupakan top leader dari DBS. Meski usianya terbilang muda, namun keberhasilannya berbisnis jaringan di DBS tak diragukan lagi. Betapa tidak, dari hasil berbisnis di sana, lulusan Teknik Fisika ITB, Bandung ini telah mengumpulkan banyak materi dan telah mencapai peringkat Platinum Entrepreneur. Lihat saja mobil koleksinya, seperti Ferrari, Toyota Celica, BMW Z3, serta memiliki 10 rumah.
Menurutnya semua ini didapat dari hasil kerja kerasnya membangun bisnis di DBS. Ia mengaku mendapatkan passive income sekitar Rp500 juta per bulan. Namun, barang mewah tersebut didapatkannya dari hasil reward berbisnis MLM. “Kalau Anda tidak percaya, saya bisa menunjukkan BPKB mobil dan sertifikat rumah atas nama saya,” katanya, serius. Randu mengaku jengah dengan pendapat orang bahwa bisnis MLM tak benar-benar bisa memberikan reward yang nyata. Maka, dengan menunjukan sertifikat rumah dan BPKB mobil atas namanya bisa membuktikan adanya reward atas prestasi seseorang di bisnis MLM.
Meski sudah mendapatkan reward dan passive income ratusan juta per bulan dari DBS, Randu ternyata masih sering diprospek MLM lain. “Mereka sering mengiming-imingi reward yang lebih besar,” ungkapnya. Namun, sebagai anak muda, ia tak mudah percaya begitu saja. Ia pun melakukan penyelidikan. Ternyata, “Ada beberapa yang tidak benar,” paparnya lagi.
Menemukan Bisnis yang Cocok
Untuk mencapai keberhasilan, Randu harus melalui berbagai pengalaman pahit. Ia pernah merasakan jatuh bangun saat bergabung di beberapa perusahaan MLM. Pada 2003, saat usianya masih belasan tahun, ia sempat bergabung dengan salah satu perusahaan MLM asing yang memproduksi food supplement. “Waktu itu saya berharap bisa mendapatkan penghasilan lumayan,” kenang anak sopir bus Damri ini. Kenyataannya, kendati sudah berusaha keras tapi Randu tak pernah bisa mencapai puncak kesuksesan. Padahal, waktu itu Randu harus membiayai kuliah sendiri.
Suatu saat, Randu pun meminta penjelasan kepada upline-nya, mengapa penghasilan dia tak sesuai apa yang dijelaskan di buku presentasi. “Ternyata, tak hanya saja yang tak mencapai penghasilan seperti yang dijelaskan di buku presentasi. Upline saya juga,” keluh Randu. Alhasil, dia pun berkesimpulan, bahwa ada yang salah di perusahaan MLM asing tersebut. Ia kecewa berat. Sebab, ia berharap mendapatkan penghasilan untuk membiayai kuliahnya.
Randu pun sadar, di sejumlah bisnis network marketing terutama yang menggunakan sistem matahari, terdapat ketidaktransparanan dalam penghitungan penghasilan dan omset member. Padahal, kata Randu, salah satu syarat sebuah sistem bisnis dapat dikatakan Halal jika sistemnya transparan.
Himpitan ekonomi yang dialami Randu membuatnya tidak menyerah untuk tetap berbisnis. Ia pun mencari bisnis lain yang cocok. Ternyata, untuk kedua kalinya ia mengalami kegagalan. Tak hanya itu, di bisnis berikutnya, Randu sempat mendapati downline yang mencemooh dan meminta pertanggungjawaban karena kerugian yang didapat. “Mereka minta pertanggungjawaban karena tak mencapai penghasilan sesuai yang dijanjikan,” jelas Randu. Ia pun lalu berusaha menyelesaikan persoalan secara baik.
Dengan modal nekad, ia lantas bergabung dengan DBS, pada 2007. Padahal, saat itu ia dalam keadaan minus modal dan minus kepercayaan terhadap bisnis MLM. Tambahan lagi, ia harus membiayai uang kuliah sendiri. Jadi, bisa dibilang Randu orang yang gigih dan pantang menyerah.
Ketika Randu memilih bergabung dengan DBS bukan tanpa alasan. Pasalnya pimpinan DBS, Febrian Agung Budi Prastyo, diakuinya sebagai pimpinan yang cerdas. Begitu juga tim IT-nya sudah berpengalaman di bidang server pulsa. Terutama, pemuda yang memiliki hobi game online ini juga ingin membuktikan kepada banyak orang kalau ia bisa berhasil menjalani bisnis jaringan. Randu ingin menjadi bukti sebagai orang yang sukses menjalani bisnis MLM.
Setelah Randu disiplin menjalani berbagai training dan pertemuan, sedikit demi sedikit mulai menampakkan hasil. Tak dinyana ia mulai bisa melunasi utang yang melilit orang tuanya. Bukan hanya itu, ia juga bisa mewujudkan berbagai impiannya, seperti memiliki mobil dan rumah mewah, tabungan miliaran rupiah, serta penghasilan lebih dari cukup untuk seusianya.
Harapannya di kemudian hari, seperti dilansir di majalah Go Freedom, Randu mengimpikan semua orang Indonesia bergabung dengan DBS. Ia berharap masyarakat bisa menjadi entrepreneur lewat sistem network marketing. Namun, ia memberikan pesan bagi masyarakat yang akan bergabung dengan perusahaan network marketing. “Sebelum mengikuti suatu bisnis MLM, pilih perusahaan yang memberikan bukti kesuksesan. Jika perlu selidiki sebelum bergabung,” paparnya, mengakhiri pembicaraan.
Majalah duit! edisi 04/VII/APRIL 2012 hal 46-47