Mantan Pejabat di Balikpapan Ikut Jadi Korban Penipuan

Aparat kepolisian terus menelusuri siapa -siapa saja yang menjadi korban Ade Farida, tersangka penipuan sebesar Rp 35 miliar, bermodus MLM susu bermerek.

Para korban Ade ternyata tak hanya pengusaha maupun ibu rumah tangga, tetapi beberapa mantan pejabat dan pensiunan juga ikut menjadi korban Ade.

Dengan dana investasi yang tidak tanggung-tanggung pula jumlahnya. Berkisar di angka Rp 500 juta hingga Rp 1,5 miliar. "Ada beberapa. Tak usah disebut namanya. Pastinya mantan pejabat dan orang yang cukup dikenal di Balikpapan. Tapi mereka tidak mau membuat laporan," ujar Kapolres Balikpapan AKBP A Rafik, Senin (11/4/11).

Seperti diketahui, Ade Farida ditahan setelah dua warga Balikpapan Selatan melaporkan kasus dugaan penipuan ala bisnis MLM untuk sebuah produk susu ke Polsek Balikpapan Selatan, dua pekan lalu.

Saat itu, kedua warga mengaku mengalami kerugian hingga Rp 10 miliar atas investasi yang sudah disetorkan selama satu tahun pada tersangka.

Setelah dikembangkan lagi, ternyata ada korban lain yang melapor ke Polres Balikpapan, dengan kerugian mencapai Rp 7 miliar.

Sehingga total kerugian mencapai Rp 17 miliar. Namun belakangan, para korban yang melapor masih terus bertambah begitu juga dengan jumlah kerugian yang kini berada di angka Rp 35 miliar.

Ada delapan korban yang mengaku menyetorkan investasinya ke tersangka. Dengan besaran dana investasi berbeda-beda. Mereka adalah, Novianti dengan dana Rp 1,2 miliar, Roswati Rp 1,5 miliar, Liliana Rp 5,9 miliar, H Fatimah dengan dana Rp 1,25 miliar, Yusi Lukita Rp 571 juta, Maholena Rp 320 juta, Sulastri Rp 272 juta, dan Dw dengan besaran dana hingga Rp 20 miliar.

Maklum, komisi dari investasi yang ditawarkan tersangka sangat-sangat menggiurkan. Dari setoran dana Rp 8,4 juta saja, seorang investor bisa mendapatkan komisi Rp 1 juta per 10 hari.

Komisi itu pun akan langsung berlipat, jika si investor juga melipatgandakan jumlah dana yang diinvestasikan. Jadi, kalau dana investasinya Rp 84 juta mendapat komisi Rp 10 juta per 10 hari. Begitu seterusnya. (tribunnews.com)