Dari Perjalanan Media Visit 2011 CNI Indonesia
BISNIS Multi Level Marketing (MLM) yang dilakoni PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) telah memasuki usia 25 tahun. Butuh banyak kerja keras dan juga kreativitas untuk tetap bertahan. Kuncinya ada pada makin fleksibel dan makin kreatif, sehingga dapat makin eksis di tengah gempuran pelakon MLM baru yang mulai menjamur di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Head of Membership Service Division CNI, Pramesti Indah saat bertatap muka dengan 20 perwakilan jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia, Rabu 2 Maret yang lalu di kantor CNI Creative Centre (C3) jalan Puri Indah, Kembangan-Jakarta.
Konsep ini bisa diyakini kebenarannya mengingat CNI bukan satu-satunya “pemain” dalam jejaring bisnis MLM di Indonesia. CNI dengan segala produk miliknya tentu tidak mudah menarik minat konsumen Indonesia. Dan mereka telah membuktikan mampu eksis dan tumbuh besar, hingga membuka cabang di beberapa negara.
Selain mengandalkan networking dalam hal penjualan, kreativitas dan juga kualitas produk menjadi kunci sukses lain CNI. Dari segi kualitas produk, CNI bekerja sama dengan PT Sukses Abadi Farmindo (SAF) dalam proses produksi beberapa produk unggulannya. Di antaranya Ester-C Plus (suplemen untuk daya tahan tubuh), Sun-Chlorella (nutrisi lengkap untuk menjaga kesehatan), dan Ginseng Coffee (minuman kesehatan harian).
Tidak tanggung-tanggung di bawah bendera PT SAF, setiap produk CNI terjaga kualitas dan bobotnya. Setiap produk diproduksi melalui proses yang sangat ketat, sesuai dengan standar yang ditetapkan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Indonesia. Segala faktor pendukung, seperti ruangan pembuatan produk, peralatan, dan sumber daya manusia (SDM) yang mengerjakannya pun harus memenuhi standar yang ditetapkan BPOM.
Operational Manager PT SAF, David Hardyanto Kurnia yang ditemui pada Selasa, 1 Maret lalu mengatakan setiap produk CNI yang diproduksi di pabrik pembuatannya memiliki standar mutu. “Pabrik Sukses Abadi Farmindo sendiri dirancang dan dibangun sesuai standar mutu CPOB (cara pembuatan obat yang baik) yang ditetapkan BPOM. Karena itu kami menjamin setiap produk CNI itu pasti memiliki kualitas yang terjamin,” katanya.
Pabrik PT SAF sendiri kata David menambahkan dibangun lantaran tiga hal. Yakni pertumbuhan penjualan produk CNI yang makin meningkat, juga dikarenakan kebutuhan kontinuitas supply produk yang bermutu tinggi oleh CNI, dan terakhir dikarenakan kebutuhan pembuatan produk baru.
“Pabrik ini dibangun Oktober 2003 dengan luas tanah 12.600 meter persegi dan luas bangunan 13.032 meter persegi. Kami dilengkapi dengan izin industri farmasi yang berafiliasi dengan BPOM,” tuturnya.
Plan Manager PT SAF, Lilik Budi dalam kesempatan yang sama saat menerima kunjungan para jurnalis di pabrik SAF, Rabu 2 Maret lalu mengatakan pihaknya memiliki peralatan dengan sistem teknologi terkini untuk memproduksi produk makanan dan obat yang sesuai standar BPOM. Beberapa di antara timbangan digital lengkap dengan print out, metal detektor untuk pengecekan benda asing dalam proses pembuatan sebuah produk.
“Proses kontrol juga ada, dan itu dilengkapi dengan alat vakum untuk menguji kebocoran produk yang telah dikemas dalam bentuk sachet,” urainya.
CNI Indonesia memang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Bila produk dari MLM lain memiliki kantor pusat di luar Indonesia, dan hanya menjadikan Indonesia sebagai “supermarket potensialnya” maka CNI adalah perusahaan yang didirikan di Indonesia, memiliki kantor pusat di Bandung dan kini telah memiliki cabang di luar negeri. Sebut saja Singapura, Hongkong, Tokyo, Afrika dan Malaysia.
Bisnis yang semakin tumbuh, membuat CNI memproduksi 200 ribu sachet Ginseng Coffee dalam sehari selama lima jam. Sementara untuk produk Sun-Chlorella dan Ester C PT SAF memproduksi 60 ribu tablet per jam atau 240 ribu tablet per hari.
“Kebutuhan per bulan CNI akan Ginseng Coffee diperkirakan 5 juta sachet, dan 2 juta tablet Sun-Chlorella dan juga Ester C per bulan,” ungkap David.
Lalu bagaimana menjadi “demand” masyarakat, untuk tetap setia dengan produk CNI? Head of Membership Service Division CNI, Pramesti Indah secara terpisah di akhir acara membeberkan hal tersebut. Dia mengungkapkan salah satu caranya adalah dengan melebarkan sayap penetrasi produk pada konsumen. Wujudnya adalah keberadaan CNI Creative Centre (C3) di Puri Indah, Kembangan-Jakarta.
Konsep itu kata Pramesti adalah sebuah bentuk pengenalan produk yang tidak terpatok pada anggota CNI saja. Bangunan gedungnya menyerupai “one stop building”. Satu gedung yang mampu melayani seluruh kebutuhan masyarakat. Karenanya, di CNI tidak hanya produk CNI yang bisa dijumpai. Restoran, salon, ahli kulit, ahli tulang, dan juga atm centre bisa dijumpai.
Kunci lain menjadi sukses kata Pramesti, setiap agen di CNI memiliki jiwa pelayanan. Sebab dengan demikian seseorang akan jauh lebih care dan loyal. Hal ini kemudian yang diterapkan CNI menjadi standar. “Perubahan baru kita membuka fasilitas umum. Pelayanan di tingkatkan, call centre, interaktif voice report, delivery service dengan transaksi via atm/bank. Kami ingin getting closer atau menjadi lebih dekat ke konsumen," ungkap Pramesti.
Selama 25 tahun berkiprah, kata Pramesti, tercatat 100 lebih produk telah dihasilkan. Baik dari jenis health food & beverage, suplemen anak-anak, peralatan rumah tangga, dan juga kosmetik yang disebut sebagai produk personal care. Sementara untuk total anggota CNI kata Pramesti, hingga Februari 2011 tercatat kurang lebih 100 ribu member aktif berbelanja di 10 kantor cabang CNI yang ada di Indonesia dan terbagi atas tiga wilayah.
Melihat siklus pertumbuhan produk dan member CNI, Pramesti menargetkan tahun 2011 kenaikan bisnis CNI mampu mencapai 25 persen. Terlebih sebab CNI juga kini menggalakkan bisnis ritel sebagai cara penetrasi baru melalui program distributor centre (DC). Seseorang bisa menjadi DC dengan nilai investasi awal minimum Rp 300 juta.
“Setiap cabang DC kita beri seragam, pelatihan pelayanan, advice untuk operasional, stock barang. Lalu kemudian ada reward untuk staf, dari hal ini kami harap pertumbuhan CNI makin maju,” katanya.
Untuk mencapai target itu, CNI bakal memacu jumlah anggotanya. Pramesti mengatakan jumlah anggota CNI tahun lalu sekitar 100.000 orang yang tersebar di seluruh daerah, terutama di Medan, Palembang, Pekanbaru dan tentu saja Jakarta. "Kita menargetkan jumlah member bisa naik 30 persen," paparnya.
CNI bakal menggarap sektor ritelnya melalui penambahan pusat distribusi (distribution center). Tahun lalu, CNI telah memiliki 200 distribution center yang tersebar di seluruh daerah. "Kita bakal menambah distribution center sekitar 20% dari jumlah sekarang," kata Pramesti lebih lanjut.
Pramesti bilang, penambahan gerai ini tidak terlepas dari keinginan CNI mendekatkan diri pada konsumen. Selama ini, masyarakat kerap takut ketika berinteraksi dengan CNI, karena mereka merasa bakal direkrut untuk menjadi member CNI.
Untuk mengurangi citra itu, CNI membangun distribution center sebagai tempat memasarkan produknya kepada masyarakat umum. Pramesti menargetkan kontribusi penjualan dari distribution center ini bisa mencapai 50 persen dari total transaksi yang dicapai CNI. "Kita ingin penjualan dari member dan distribution center itu sama besar," kata Pramesti. (fajar.co.id)