Genjot Kinerja, CNI Indonesia akan Tambah 14 Toko
Daya
konsumsi masyarakat Indonesia yang cukup tinggi menjadi alasan
perusahaan Multi Level Marketing (MLM) gencar berekspansi.
Tengok saja, aksi yang dilakoni PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI).
Perusahaan yang menawarkan beragam produk, mulai dari makanan dan minuman kesehatan hingga kebutuhan rumah tangga ini, berencana memperbanyak jaringan distribusi hingga mencapai 150 gerai atau toko.
Head of Sales and Distribution Division CNI, Theo Sondakh menyebut, saat ini masyarakat Indonesia sudah biasa mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk sekali makan. "Apalagi untuk membeli produk kesehatan. Inilah yang menarik dan banyak diincar industri MLM," ujarnya, Senin (16/7) kemarin.
Rico C permana, Head of Marketing Division CNI juga optimistis, bisnis MLM masih tetap berkembang. Kelak, bisnis ini bisa menjadi tren strategi penjualan.
Menurut Theo, CNI akan memperluas jaringan menjadi 150 gerai di seluruh Indonesia. Saat ini, perusahaan sudah punya 36 gerai. "Tahun ini, kami target tambah 14 gerai," ungkapnya.
Penambahan gerai tak hanya mengandalkan para anggota, CNI juga membuka kesempatan bagi non anggota untuk memilki gerai yang menjual produk-produk CNI. Publik bisa memiliki satu toko dengan menanamkan investasi mulai dari Rp 300 juta.
Lanjut Theo, sisa 100 gerai lainnya akan menyusul di tahun-tahun berikutnya. Tapi, dia belum mau menyebut target waktu penambahan seluruh gerai tersebut. Sekarang ini, pendanaan CNI difokuskan untuk biaya marketing.
Saat ini, CNI sudah memiliki jaringan toko yang tersebar di hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia. Mulai di Jakarta, Bandung, Surbaya, Semarang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Balikpapan, Makasar hingga Manado.
Seperti diketahui, CNI Indonesia berdiri pada 1986 silam. KIni CNI telah menjadi trend setter bisnis MLM di Indonesia. Kontribusi CNI Indonesia terbesar kedua setelah induknya yang berada di Malaysia.
CNI tentu berharap, penambahan jaringan gerai segera berkontribusi pada kinerja penjualan. Theo menargetkan, penjualan tahun ini bakal naik 20% dari pencapaian tahun lalu. Sayang, dia menolak membeberkan realisasi penjualan di 2011.
Hanya saja, hingga semester pertama 2012, kinerja penjualan CNI belum optimal. "Dari target semester satu yang kami patok di awal tahun, hanya tercapai 95%. Dan, itu baru berkonstribusi 45% terhadap target penjualan tahun ini,“ ujarnya.
Demi menggenjot penjualan di paruh kedua, selain menambah gerai, CNI bakal lebih memanfaatkan keberadaan komunitas CNI. Selain itu, pekan lalu, perusahaan juga melakukan relaunching produk Nutrimoist, yakni produk kecantikan berupa salep yang sudah ada selama 13 tahun terakhir.
Peluncuran kembali produk ini lantaran performa penjualan Nutrimoist kurang bagus. Kata Theo, dengan relaunching diharapkan bisa menegaskan lagi manfaat produk tersebut untuk bisa menggenjot penjualan.
Perusahaan yang menawarkan beragam produk, mulai dari makanan dan minuman kesehatan hingga kebutuhan rumah tangga ini, berencana memperbanyak jaringan distribusi hingga mencapai 150 gerai atau toko.
Head of Sales and Distribution Division CNI, Theo Sondakh menyebut, saat ini masyarakat Indonesia sudah biasa mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk sekali makan. "Apalagi untuk membeli produk kesehatan. Inilah yang menarik dan banyak diincar industri MLM," ujarnya, Senin (16/7) kemarin.
Rico C permana, Head of Marketing Division CNI juga optimistis, bisnis MLM masih tetap berkembang. Kelak, bisnis ini bisa menjadi tren strategi penjualan.
Menurut Theo, CNI akan memperluas jaringan menjadi 150 gerai di seluruh Indonesia. Saat ini, perusahaan sudah punya 36 gerai. "Tahun ini, kami target tambah 14 gerai," ungkapnya.
Penambahan gerai tak hanya mengandalkan para anggota, CNI juga membuka kesempatan bagi non anggota untuk memilki gerai yang menjual produk-produk CNI. Publik bisa memiliki satu toko dengan menanamkan investasi mulai dari Rp 300 juta.
Lanjut Theo, sisa 100 gerai lainnya akan menyusul di tahun-tahun berikutnya. Tapi, dia belum mau menyebut target waktu penambahan seluruh gerai tersebut. Sekarang ini, pendanaan CNI difokuskan untuk biaya marketing.
Saat ini, CNI sudah memiliki jaringan toko yang tersebar di hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia. Mulai di Jakarta, Bandung, Surbaya, Semarang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Balikpapan, Makasar hingga Manado.
Seperti diketahui, CNI Indonesia berdiri pada 1986 silam. KIni CNI telah menjadi trend setter bisnis MLM di Indonesia. Kontribusi CNI Indonesia terbesar kedua setelah induknya yang berada di Malaysia.
CNI tentu berharap, penambahan jaringan gerai segera berkontribusi pada kinerja penjualan. Theo menargetkan, penjualan tahun ini bakal naik 20% dari pencapaian tahun lalu. Sayang, dia menolak membeberkan realisasi penjualan di 2011.
Hanya saja, hingga semester pertama 2012, kinerja penjualan CNI belum optimal. "Dari target semester satu yang kami patok di awal tahun, hanya tercapai 95%. Dan, itu baru berkonstribusi 45% terhadap target penjualan tahun ini,“ ujarnya.
Demi menggenjot penjualan di paruh kedua, selain menambah gerai, CNI bakal lebih memanfaatkan keberadaan komunitas CNI. Selain itu, pekan lalu, perusahaan juga melakukan relaunching produk Nutrimoist, yakni produk kecantikan berupa salep yang sudah ada selama 13 tahun terakhir.
Peluncuran kembali produk ini lantaran performa penjualan Nutrimoist kurang bagus. Kata Theo, dengan relaunching diharapkan bisa menegaskan lagi manfaat produk tersebut untuk bisa menggenjot penjualan.
Referensi:
http://industri.kontan.co.id/news/genjot-kinerja-cni-indonesia-akan-tambah-14-toko
/2012/07/18
/2012/07/18
Download berita tersebut KLIK DISINI AJA,,,