Mengandalkan Serum Awet Muda
Anna tengah gelisah di depan cermin. Bulan depan, usianya genap mencapai 40 tahun. Kesibukan sehari-harinya sebagai karyawan swasta di Jakarta Pusat, membuatnya jarang merawat wajah. Betapa tidak, pukul 4.30 ia sudah harus berada di stasiun Bogor, mengejar kereta pertama menuju Jakarta Kota. Dan, baru menjelang pukul 20.00 ia sampai ke rumah, dan menemukan anak-anaknya yang sudah terlelap. Di depan cermin, Anna menemukan kerut di sudut mata dan kening. Ia juga baru menyadari bahwa wajahnya kusam.
Suami Anna memang tak pernah komplain. Tapi, Anna begitu khawatir ketika ia menerima undangan reuni SMA. “Saya melihat foto teman-teman SMA di Facebook begitu cantik. Wajahnya, kinclong! Sementara wajah saya tak terawat. Andai saja ada kosmetik yang bisa menghapus kerut dalam waktu singkat,” kata dia, berharap.
Apa yang dirasakan Anna, pasti juga dirasakan miliaran perempuan di dunia. Umumnya, agar selalu kelihatan cantik dan menarik, kaum Hawa rela merogoh kocek lebih dalam.
Mendengar curhatan Anna, dan sejumlah perempuan Indonesia lainnya, tiga serangkai Jeanny The, Doddi Ferdinarta, dan Lisa Nasution merintis bisnis kosmetik yang memfokuskan diri pada perawatan wajah, terutama menghilangkan kerutan di wajah. Dan, yang paling penting, produk ini aman dan cocok untuk kulit perempuan yang hidup di daerah tropis. “Kami meluncurkan Myriads International, produk lokal dengan kualitas internasional,” kata Jeanny.
Myriads International memiliki dua produk unggulan, yakni Aurora Miracle Face Lift dan Aurora Miracle Eye Lift. Kedua produk ini terbuat dari lendir siput Chile (Helix Aspersa) dan diproduksi di Amerika Serikat. Meski diproduksi di luar negeri, formula produk serum ini sudah disesuaikan untuk kulit orang Indonesia.
Keunggulan dan keunikan rangkaian produk Myriads adalah mampu membuat konsumen tampak lebih muda. “Setelah memakai serum ini, hanya dalam hitungan detik, wajah konsumen akan tampak sepuluh tahun lebih muda,” kata Jeanny, berpromosi.
Lalu, mengapa Myriads International hanya dipasarkan dengan sistem network marketing, bukan dijual bebas di konter kecantikan di pusat-pusat perbelanjaan? “Satu hal yang pasti, kami ingin menciptakan sebuah bisnis hibrid unggulan yang terbukti bisa melalui perkembangan waktu dan krisis ekonomi. Pada kenyataanya, industri kecantikan dan sistem MLM memiliki keunggulan tersebut. Biarpun ada pasang surut ekonomi di penjuru dunia, perempuan pasti ingin cantik dan sistem penjualan langsung tetap dilakukan,” urai Jeanny.
Memilih Konservatif Tanpa Stokis
Semula, Myriads hanya dipasarkan di wilayah Indonesia. “Ini strategi kami. Ketika Myriads International sudah mengglobal, orang Indonesia yang menjadi mitra tertinggi,” jelas Jeanny. Perusahaan yang berdiri sejak 19 Mei 2011 ini merupakan MLM yang 100% karya anak bangsa. “Jika pada umumnya konsep perusahaan MLM yang ada di negeri ini adalah dari Dunia untuk Indonesia, di Myriads berbeda. Kami dari Indonesia untuk Dunia,” imbuh dia, bangga.
Menurut Jeanny, Myriads merupakan perusahaan yang dikelola sekelompok pengusaha Indonesia yang berpengalaman di bidangnya, dan diakui atas prestasi mereka. “Kami ingin berbagi dalam sebuah kesempatan bisnis yang sederhana dan mudah. Selain itu, kami ingin menciptakan generasi pengusaha profesional penerus yang berbobot,” kata dia.
Untuk brand pun Jeanny mengambil kata Myriads yang berakar dari bahasa Yunani yang artinya besar, baik dalam hal jumlah maupun nilai. “Atas pilihan nama tersebut, Myriads yang berasaskan konsep bisnis yang sederhana ini, memberikan peluang-peluang yang besar kepada semua penggunanya dengan kemudahan dalam mendapatkan penghasilan,” kata Jeanny. Konsep ini dicapai dengan menggabungkan berbagai hal dari teori berbisnis pengalaman praktek dan kultur sosial. Faktor-faktor ini menjadi bahan-bahan yang utama untuk menjadikan Myriads sebagai perusahaan yang memberikan pemikiran dan cara-cara baru dalam bekerja.
Selain produk, Myriads juga mengunggulkan marketing plan. “Salah satu bonus yang ada di perusahaan kami adalah memberikan dana Luxury. Dana ini bisa digunakan untuk berbelanja apa saja dengan minimal harga Rp25juta. Karena kami mengerti kebutuhan dan selera setiap orang berbeda-beda, maka lebih baik masing-masing member menentukan kebutuhannya sendiri,” urai Jeanny.
Selain itu, perusahaan juga memberikan hadiah liburan ke luar negeri kepada member yang berprestasi. “Tahun ini destinasi kami ke Hongkong dan Eropa,” tambah Jeanny.
Kendati demikian dalam pengembangan usaha, Myriads tak mengadakan stokis. Pasalnya, menurut Jeanny, adanya stokis akan lebih menguntungkan perusahaan daripada mitra atau konsumen. Ketika stok yang beredar lebih banyak daripada penjualan yang ada, maka harga jual di pasaran akan rusak. “Semua orang akan berlomba-lomba menjadi stokis tanpa memikirkan kemampuan memasarkan,” kata Jeanny, memberi penjelasan. Sebab, stokis akan mendapatkan keuntungan dari perusahaan, terutama dalam hal diskon harga. “Perusahaan kami memilih lebih konservatif demi menjaga kualitas dan harga yang beredar di pasar. Dengan demikian member kami bisa lebih mudah memasarkan tanpa terjadi persaingan tak sehat di antara sesama member,” akunya.
Meski bisnis Myriads telah berjalan hampir satu tahun, Jeanny mengaku pernah mengalami kendala. Namun, akunya, semua masih dalam taraf normal. Misalnya kurangnya support dari dunia perbankan kepada bisnis MLM. “Menurut pengalaman kami, lebih mudah mendapatkan mesin gesek kartu kredit untuk toko kelontong kecil, daripada mendapatkan mesin gesek kartu kredit untuk perusahaan MLM yang investasinya miliaran. Padahal, perusahaan MLM sudah melalui berbagai proses untuk mendapatkan semua izin dari BKPM dan Departemen Perdagangan,” keluhnya. Jeanny menyadari, perlakuan tersebut terbentuk karena persepsi buruk terhadap bisnis MLM.
Sebagai langkah selanjutnya, Myriads akan berkonsentrasi pada kepuasan dan kebahagiaan mitra serta konsumen, serta menjual produk-produk inovatif berkualitas tinggi. “Kami akan mengeluarkan produk-produk lain. Tunggu saja,’ kata Jeanny, berahasia.
Perempuan yang selalu tampil cantik ini berkomitmen akan selalu berjalan beriringan dengan mitra. Apalagi support system Myriads, MyWorld, akan memberikan pelatihan-pelatihan untuk melahirkan entrepreneur Indonesia dengan integritas tinggi. Tujuan pendirian MyWorld adalah melahirkan individu yang memulai jiwa mandiri dalam mengembangkan jiwa entrepreneurship. “Mereka dididik tidak hanya mempunyai impian-impian yang besar tetapi juga mempunyai strategi tepat untuk mewujudkannya,” kata Lisa Devianthy Nasution. Ia berharap para member akan memberikan inspirasi pada orang lain untuk menghidupkan potensi diri secara maksimal.
Sumber : majalah duit! No. 03/VII/Maret 2012 hal 44 – 45