Pencetak Para Miliarder
Kenal Louis Tendean dan Tianshi/Tiens? Bagi pelaku bisnis MLM, kedua nama ini rasanya tak asing. Maklum, Louis dikenal sebagai salah satu pebisnis MLM yang terbilang sukses di Tianshi. Kini, pria asal Bandung ini tercatat sebagai top leader Tianshi Indonesia dan miliarder di jajaran pebisnis network marketing. Pria berperingkat Director 4 Diamond Gold Lion ini dikabarkan punya omzet jaringan lebih dari Rp50 miliar per bulan. Sekitar 80% kekuatan bisnis Tianshi Indonesia, ada pada jaringan Louis yang bernama Unicore. Padahal, sebelum bergabung di Tianshi pada 2001, Louis hanyalah pedagang keliling.
Louis memang bukan satu-satunya pebisnis MLM Tianshi yang berhasil. Ada banyak distributor Tianshi lainnya yang sudah mengikuti jejaknya menjadi miliarder, seperti HM Trisulo, Agus Tri Laksono dan sebagainya. Boleh jadi, ini menjadi bukti bahwa bisnis Tianshi di Indonesia terbilang berhasil.
Di Indonesia, Tianshi resmi beroperasi pada Februari 2001 lewat PT Singa Langit Jaya. Kehadirannya juga mengejutkan pelaku bisnis MLM di sini. Sebulan setelah beroperasi, omzetnya sudah Rp1 miliar. Kini dengan 500 ribu lebih distributornya di Indonesia, Tianshi dikabarkan mengantongi omzet puluhan miliar rupiah. “Sampai tahun ini Tiens atau Tianshi Indonesia telah mencapai 13 kantor cabang di seluruh Indonesia. Indonesia dipilih menjadi tempat pusat manajemen wilayah Asia Pasifik sejak tahun 2006,” papar Peter Lie, CEO TIENS Asia Pacific.
Menurut Peter, untuk wilayah Asia Pasifik, market Indonesia bukan hanya terkenal dan penting, bahkan di seluruh dunia. “Indonesia adalah market yang luar biasa besar dengan para distributor yang memiliki jaringan yang sangat dewasa. Hal inilah yang menjadikan Indonesia market nomor satu di Asia Pasifik. Di Asia Pasifik ada 30 negara, Indonesia pertama, kedua India. India akan menjadi pesaing Indonesia, karena disana market-nya juga cukup baik. Selanjutnya, Vietnam, Bangladesh, Myanmar, Pakistan, Srilanka, Thailand, Taiwan dan Hongkong,” sambung Peter.
Sementara, menurut Norma Hsu, yang menjadi target pertama Tianshi Indonesia adalah branding image, terutama melakukan renovasi atau membangun kantor-kantor cabang Tianshi di seluruh Indonesia, sesuai standar internasional. Langkah ini dilakukan agar image Tianshi lebih kuat lagi. “Jadi tahun depan, TIENS seluruh Indonesia menggunakan standar yang sama,” ujar Marketing & Operation Director TIENS Asia Pacific & GM TIENS Indonesia.
Langkah kedua, katanya lagi, adalah memperkuat produk Tianshi. Apalagi adanya production base di Industrial Park China dan Vietnam, maka produk-produk Tianshi dijamin akan semakin sempurna. Sedangkan langkah ketiga, memperkuat akses informasi ke para distributor melalui pengembangan IT. Hal ini dapat dilakukan melalui jaringan internet dan Handphone.
Di sisi lain, dibangunnya pusat customer service di Indonesia bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi pelanggan kepada distributor tertama pelangggan VIP atau top leader.
Publikasi, yang menjadi target kelima Tianshi ditujukan untuk selalu menyampaikan ke publik segala informasi mengenai perkembangan Tianshi, baik Indonesia maupun global.
Perusahaan yang memasarkan produk makanan kesehatan ini didirikan di Beijing, Cina tahun 1993 oleh Li Jin Yuan (kabarnya dia jadi orang terkaya no 32 dunia). Ketika pertama kali berdiri, penjualan produknya masih memakai sistem konvensional (lewat toko obat). Baru pada tahun 1995, Tianshi megadopsi sistem MLM. Sejak itu, kiprahnya sebagai perusahaan MLM di dunia membuat orang kagum. Bayangkan, tahun 1996 omzetnya baru 600 juta yuan, tapi setahun kemudian melesat menjadi 2,2 miliar yuan. Tak heran, sampai sekarang nama perusahaan ini sering disebut sebagai perusahaan nomor dua didaratan Cina. Lebih dari itu, Tianshi berhasil menerobos ke jajaran 10 besar perusahaan MLM dunia. Saat ini Tianshi sudah mengembangkan bisnisnya di 190 negara, termasuk Indonesia.
Sampai saat ini, tercatat sekitar 4 juta orang yang telah terdaftar sebagai distributor Tianshi, baik mereka yang hanya sebatas sebagai pengguna setia produk-produk Tiansh, hingga mereka yang benar-benar aktif menjalankan bisnisnya.
Majalah duit ed 9/VI/SEPTEMBER 2011 hal 23