Mempersiapkan Pensiun
Pensiun. Adalah satu kata, yang – mungkin – agak jauh dari bayangan bagi Anda yang berada di awal atau pertengahan karir. Namun, kata itu menjadi sangat dekat, bahkan datang terlalu cepat, bagi Anda yang telah berada di akhir karir.
Bayangkan hidup tanpa kegiatan, pemasukan menurun drastis, dan membosankan, menjadikan kata “Pensiun” sering dihindari untuk dibicarakan. Padahal, tidak ada pilihan lain selain memulai sedini mungkin mempersiapkan masa pensiun, apabila kita ingin berada di masa pensiun atau masa tua yang nyaman, bahagia dan menyenangkan.
Lalu, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk merencanakan pensiun?
Masa terbaik pertama adalah pada hari pertama Anda memasuki dunia kerja. Hah? Hari pertama masuk dunia kerja? Ya! Perencanaan pensiun adalah bagian dari perencanaan karir itu sendiri. Kapan akan melakukan transisi karir dari tahap memasuki dunia kerja, mendapatkan pengalaman kerja, memperluas jaringan, mengukuhkan keahlian, sampai kemudian mengundurkan diri dari aktifitas kerja, dan memilih untuk melakukan hal-hal yang lebih disukai di masa-masa karir hingga pensiun.
Oleh karena itu, saya menganjurkan Anda yang saat ini baru memasuki dunia kerja, atau berada di awal-awal karir, untuk mulai memikirkan masa pensiun. Apa yang Anda inginkan: berhenti sama sekali dari dunia kerja, menjadi entrepreneur, atau mengerjakan sesuatu yang Anda senangi sekaligus karir di masa pensiun?
Satu hal yang banyak menghantui hampir semua orang adalah, bagaimana penghasilan di masa pensiun. Bagi Anda yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), masih ada uang pensiun yang dapat Anda andalkan. Juga sebagian karyawan BUMN maupun swasta yang mempunyai program pensiun, masih bisa sedikit mengandalkan dari uang pensiun tersebut. Tetapi hal ini pun bergantung pada keadaan masing-masing. Bagaimana pada saat hanya menerima uang pensiun tapi anak-anak masih bersekolah? Atau belum mandiri? Atau belum menikah? Oleh karena itu perencanaan pensiun ini menjadi hal yang krusial apabila dikaitkan dengan perencanaan keuangan pribadi maupun keluarga secara keseluruhan.
Nah, kita sudah sepakat bahwa mempersiapkan pensiun harus dipersiapkan sedini mungkin. Sekarang pertanyaannya, seberapa besar yang harus dipersiapkan? Satu hal penting yang harus diingat adalah adanya inflasi. Biaya hidup saat ini akan naik berkali-kali lipat dengan seiring berjalannya waktu. Dan, ini harus disikapi dengan persiapan yang baik.
Mari kita bayangkan sejenak kebutuhan investasi untuk pensiun tersebut melalui contoh berikut ini:
Usia sekarang 40 tahun, dengan usia pensiun kelak 55 tahun, berarti masih ada masa produktif 15 tahun. Pengeluaran saat ini adalah Rp10 juta per bulan. Sementara itu, ekspektasi usia hidup adalah 80 tahun, sehingga perlu mempunyai penghasilan pensiun untuk memenuhi 25 tahun kehidupan pasca pensiun.
Saat ini misalnya memiliki invesati Rp200 juta dan kita asumsikan tingkat inflasi 7 %. Dengan ekspektasi bahwa biaya hidup pada saat pensiun adalah 80 % dari pengeluaran saat ini, maka saat pensiun diperlukan dana sebesar Rp2,9 miliar! Sedangkan future value dari investasinya itu dengan asumsi return 5,6 % maka hanya akan didapatkan sekitar Rp450 juta.
Maka, dana yang masih dibutuhkan untuk pensiun sesuai skenario ini adalah Rp2,45 miliar.
Ada kesenjangan yang luar biasa apabila kita lihat dari skenario diatas, dan pastinya akan sangat menakjubkan untuk melihat angkanya. Apabila sudah diketahui seperti ini, bagaimana kita dapat menyusun suatu rencana pensiun yang dapat membantu kita untuk memasuki masa pensiun yang nyaman, tenang, bahagia dan tetap produktif?
Ada beberapa hal yang krusial yang harus dilakukan. Kalau mengacu dari contoh diatas, maka untuk memenuhi kesenjangan dana tersebut maka harus berinvestasi paling tidak sekitar Rp8 juta untuk setiap bulannya. Oleh karena itu, hal pertama yang utama yang harus dilakukan adalah mulai dari sekarang untuk merencanakan dana pensiun dan masa pensiun. Jangan ditunda lagi. Cara-cara yang bisa dilakukan untuk merencanakan dana pensiun dapat dibagi TIGA bagian besar:
Investasi
Yang dimaksudkan disini adalah investasi yang dilakukan melalui instrumen-instrumen investasi. Dapat melalui produk perbankan, pasar modal, ataupun melalui investasi di emas.
Membuat Usaha / Menjadi Entrepreneur
Hal ini juga harus dimulai sedini mungkin. Paling terlambat hal ini harus sudah dipikirkan lima tahun sebelum pensiun, akan tetapi persiapan dana dan sebagainya harus dimulai jauh-jauh hari sebelumnya. Lima tahun sebelum pensiun adalah masa dimana usaha tersebut sudah harus dimulai dengan matang, terencana dan menghindarkan unsur coba-coba.
Kombinasi Antara Investasi dan Usaha
Hal ini sering ditempuh oleh banyak orang, dimana sumber penghasilan pensiun didapatkan tidak hanya dari hasil investasi, tetapi juga dari penghasilan usaha yang dilakukan.
Investasi yang dilakukan untuk dana pensiun bergantung pada tujuan dana pensiun yang ingin dicapai, jangka waktu, kemampuan, profil risiko, dan preferensi dari setiap orang, asal tiap pilihan diketahui konsekuensinya. Demikian juga usaha yang dilakukan, semuanya harus dalam perencanaan yang tidak dilakukan secara tergesa-gesa, tetapi harus segera dilakukan jauh-jauh sebelumnya.
Hal yang harus diperhatikan adalah pada saat pensiun, baik investasi maupun usaha, harus berada di tingkat resiko yang rendah. Apabila sebelumnya investasi dilakukan di instrumen yang berisiko tinggi guna mendapatkan hasil yang lebih tinggi, maka pada saat menjelang pensiun dan dana tersebut dibutuhkan, maka profil risiko pun harus diturunkan.
Demikian pula dengan usaha, usaha harus dilakukan bukan di tahap coba-coba lagi, tetapi harus sudah berada di tahap berjalan dengan cashflow yang positif dan bisa memberikan kontribusi penghasilan. Masa pensiun adalah masa bekerja cerdas dan juga bekerja ikhlas. Mendelegasikan usaha kepada orang yang terpercaya juga harus dipersiapkan dengan cukup waktu, mengingat kemampuan fisik yang juga mulai menurun.
Perlukah kita takut pada masa pensiun? Sama sekali tidak! Dengan sadar bahwa hal ini harus dipersiapkan, maka ikhtiar kita akan mengikis ketakutan itu dan menumbuhkan sikap optimis untuk menghadapi masa pensiun. Menjadi investor, menjadi entrepreneur ataupun kombinasi keduanya, maka masa pensiun yang aman, bahagia, sejahtera dan tetap produktif dapat menjadi harapan kita.
Oleh Elsa Febiola Aryanti
Praktisi Financial Planner dan manajer investasi, managing partner Hijrah Institute
Majalah duit! hal 26 ed 7/VI/Juli 2011